WHAT'S NEW?
Loading...

Mendengarkan pembacaan puisi dengan menanggapinya

Puisi adalah salah satu hasil karya sastra yang masih tumbuh dan berkembang sampai sekarang. Akan tetapi tidak semua orang dapat dengan mudah memahami apa isi yang terkandung dalam sebuah puisi. Karena puisi mengkomunikasikan hasil cipta sastra yang terkandung menggunakan bahasa yang sulit dimengerti. Bahasa puisi tidaklah seperti bahasa sehari-hari. Memahami puisi dapat dilakukan diantaranya, melalui pemahaman dari cara pengungkapan isi berupa gambaran penginderaan. Sesuatu yang berhubungan denagn yang terungkap dalam puisi tersebut.
Hal-hal yang bisa kamu peroleh ketika mendengarkan pembacaan puisi, antara lain :
1.    Dapat mengembangkan dan mempertajam rasa keindahan dalam dirimu.
2.    Dapat mengembangkan sikap berempati dan bersimpati terhadap orang lain.
3.    Dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman.
4.    Dapat merefleksikan pembacaan puisi dalam berbagai bentuk.
Setelah mendengarkan pembacaan puisi , dapat diberikan tanggapan. Menanggapi cara pembacaan puisi berarti memberikan komentar terhadap pembacaan puisi seseorang. Tanggapan atau komentar tersebut dapat berupa kritikan, masukan, penilaian, ataupun pujian. Sebelum memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi, alangkah baiknya kamu memahami aspek-aspek yang baik dalam pembacaan puisi. Sehingga dalam menanggapi kamu dapat memberikan penilaian nama hal yang sudah baik dan tepat serta nam hal yang masih kurang.
Hal yang dapt ditanggapi dalam pembacaan puisi meliputi hal berikut.
1.    Penerangan unsur irama dalam pembacaan sebuah puisi dapat diartikan sebagai pengolahan nada yang menyangkut tinggi rendah dan panjang pendeknya nada. Berkaitan dengan irama, seorang pembaca puisi harus sadar akan kekuatan napas dan jangkauan vokal yang di miliki.
2.    Unsur mimik dan ekspresi dalam pembacaan puisi berkaitan dengan raut wajah dan gerak tubuh.
3.    Penerapan unsur kinesik (bisikan) dalam pembacaan puisi dapat diterapkan pada kata-kata yang bersifat tanya, keluhan, atau penekanan.
4.    Volume suara dalam pembacaan dapat menjakau seluruh pendengar, tidak terkesan dipaksakan, jelas, dan mantap.
5.    Penghayatan terhadap puisi dangan pemahaman tema atau isi puisi tersebut.

SURAT DINAS DAN SURAT PRIBADI

A.       Surat dinas / resmi

Surat dinas / surat resmi adalah surat yang dikirim oleh perseorangan atau Lembaga kepada perseorangan atau Lembaga lain yang berisi hal – hal kedinasan. Termasuk dalam surat dinas adalah surat niaga yang dikirim oleh perseorangan atau perusahaan untuk kepentingan bisnis atau perniaga.
     Contoh surat resmi  yaitu suatu undangan bisnis, surat permohonan, surat pemberitahuan, surat penawaran barang, surat lamaran pekerjaan, surat jual beli, surat perjanjian, surat pengantar barang, dan surat penolakan.
Dalam surat resmi, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku.
    
     Unsur – usur surat resmi meliputi  :
1.      Kepala surat
2.      Tanggal surat
3.      Identitas surat ( nomor, lampiran, hal )
4.      Alamat surat ( nama, dan alamat orang yang dikirim surat )
5.      Salam pembuka
6.      Isi surat
7.      Salam penutup
8.      Identitas pengirim ( jabatan, tanda tangan, dan nama terang )
9.      Tembusan
10.  Inisial
B.      Surat pribadi
Surat pribadi adalah surat yang dikirim oleh seseorang kepada orang lain yang isinya bersifat pribadi atau tidak menyangkut kedinasan. Contoh surat pribadi adalah surat kepada saudara, teman, orang tua dan surat-surat tidak resmi lainnya. Bahasa yang digunakan pun bukan ragam resmi.
Unsur surat pribadi adalah sama dengan unsur surat resmi,  hanya saja dalam surat pribadi tidak ada kepala surat, identitas surat, jabatan pengirim, tembusan dan inisial.
Catatan        
Surat merupakan komnikasi dari orang pertama.

Cerpen

Pengertian

Cerpen adalah cerita pendek. Maksud pendek disini adalah cerita itu kurang dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman. Selain itu, cerpen memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh atau satu situasi.
    Unsur – unsur Cerpen
Sepertinya novel, cerpen memiliki unsur pembentik dari dalam karya itu sendiri (intrinsik) dan unsur dari luar karya itu (ekstrinsik). Nasib pelaku utama dalam cerpen tidak memiliki perubahan. Unsur intrinsik cerpen dan novel meliputi : tema, penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Unsur ekstrinsik cerpen dan novel meliputi : kondisi sosial politik pengarang, agama/kepercayaan pengarang, kebiasaan/budaya hidup pengarang dan alirab seni pengarang. Dalam bab ini hanya dijelaskan unsur intrinsiknya.
    Tema
Tema adalah ide pokok cerita yang menjiwai seluruh isi cerita. Tema suatu cerpen dan novel dapat berupa :
    Perlunya mencari ilmu untuk bekal hidup di masa yang akan datang.
    Kewajiban menolong sesama.
    Penderitaan hidup karena putus cinta.
    Kesuksesan hidup karena kerja keras.
    Kekuasaan mengalahkan kebenaran.
    Perlunya memiliki jiwa patriotisme untuk membangun negara, dsb.
    Alur
Alur adalah jalannya cerita sejak awal sampai akhir. Alur dibedakan menjadi tiga macam :
    Alur maju
Adalah jalannya cerita yang terjadi sesuai urutan waktu kejadian atau sejak awal sampai akhir cerita (A-Z).
    Alur mundur (sorot balik)
Adalah jalannya cerita yang terjadi dari akhir cerita lalu ke awal cerita.
    Alur campuran
Adalah jalannya cerita yang terjadi secara tidak berurutan. Bisa dari awal, dari akhir, atau dari bagian tengah cerita.
Rangkalan / tahapan peristiwa dalam cerpen dan novel adalah :
    Tahap perkenalan (eksposisi).
    Tahap pemunculan konflik.
    Tahap peningkatan konflik (komplikasi).
    Tahap puncak konflik (klimaks).
    Tahap peleraian, dan
    Tahap penyelesaian (rosolusi).
    Penokohan
Penokohan adalah penataan tokoh atau watak tokoh dalam sebuah cerita. Berdasarkan sifat tokoh , tokoh dibedakan menjadi protagonis (tokoh yang memiliki ide pendengar/pembaca atau tokoh yang baik), tokoh antagonis (tokoh penentang protagonis atau tokoh jahat), dan tokoh tritagonis (tokoh penengah/netral).
Berdasarkan perannya dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh figuran (pelengkap saja).
    Latar
Latar ada tiga macam, yaitu tempat, waktu dan suasana yang terjadi dalam cerita. Misalnya waktunya malam hari, tempatnya di dalam kamar, suasananya gembira, dan sebagainya.
    Gaya hidup
Gaya hidup adalah pilihan kata dan ungkapan yang digunakan pengarang dalam bercerita. Termasuk dalam gaya bahasa adalah penggunaan majas.
    Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. Sudut pandang sama juga dengan kata ganti orang. Secara umum, sudut pandang/kata ganti orang di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
    Kata ganti orang pertama (orang yang berbicara)
    Tunggal → ditandai oleh kata aku, saya, hamba, beta.
    Jamak → ditandai oleh kata kita.
    Kata ganti orang kedua (orang yang dibicarakan)
    Tunggal → ditandai oleh kata kamu, engkau, saudara, anda, bapak.
    Jamak → ditandai oleh kata kalian.
    Kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan)
    Tunggal → ditandai oleh kata ia, dia, beliau, ahmad, siti (nama orang).
    Jamak → ditandai oleh kata mereka.
Tetapi, dalam cerita (cerpen dan novel) sudut pandang hanya ada :
    Sudut pandang orang pertama, ditandai kata aku, saya, kami.
    Sudut pandang orang ketiga, ditandai kata dia, ia mereka, nama orang (seperti Hasan, Tuti, Maria, dsb).
    Sudut pandang pengarang sebagai pencerita/serba tahu ditandai oleh kemampuan pengarang mengetahui seluk beluk kehidupan tokoh, termasuk segala sifat tokoh.
Dalam penggunaanya yang sering digunakan adalah sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.
    Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerita.
Contoh amanat antara lain :
    Janganlah kita merendahkan orang lain, sebab belum tentu kita lebih baik daripadanya.
    Rajinlah menabung untuk bekal hari esok.
    Tuntutlah ilmu agar hidup menjadi mudah.
    Hormatilah kedua orang tua kita.
    Berlakulah adil terhadap sesama, dan sebagainya.

MEMBACA MEMINDAI TABEL/DIAGRAM

Sebuah informasi dalam media cetak, tidak selalu berwujud bacaan saja. Kadang kala bacaan tersebut disertai juga dengan diagram atau tabel untuk memperjelas informasi. Jika kalian dapat ingin memahami informasi tersebut secara utuh, maka kalian harus dapat membaca tabel atau diagram tersebut dengan benar.

Membaca memindai adalah kegiatan membaca untuk menemukan informasi dari bacaan secara cepat dan tepat. Tabel adalah daftar berisi sejumlah besar data informasi yang biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur atau deret tertentu. Sedangakan diagram merupakan sketsa untuk menunjukkan atau menerangkan sesuatu. Data disampaikan melalui gambar, antara lain diagram gambar, diagram lingkaran, diagram garis, diagram batabg, daln lain-lain.
1.    Cara Membuat Tabel
a)    Membaca judul tabel terlebih dahulu.
b)    Membaca bagian-bagian dalam kolom tabel.
c)    Membaca bagian-bagian dalam baris tabel.
d)    Membuat kesimpulan berdasarkan isi tabel.
2.     Cara Membuat Diagram
a)    Membaca judul diagram.
b)    Membaca informasi/data dalam diagram.
c)    Mengajukan pertanyaan tentang isi diagram.
d)    Membuat simpulan isi diagram berdasarkan jawaban pertanyaan tentang diagram.

Kalimat Langsung



            a. Bermacam-macam bentuk kalimat langsung
Ada kalimat langsung berbentuk tanya, ada bentuk berita dan ada juga yang bentuk  perintah.
-          Ayah bertanya, " sudah selesaikah Pr-mu ? "
-          Ibu berkata , " Aku akan berangkat ke pasar ! "
-          Kata kakek, " Ambilkan  kaca mataku, Wan ! "
Petikan wawancara "Menciptakan Lingkungan Bersih" juga menggunakan kalima langsung. Salah satunya adalah berikut ini.
            Murti   : "Siapa yang membantu Bapak dalam menyukseskan program lingkungan                  bersih dan sehat?"
Jadi kalimat langsung adalah kalimat yang dipakai secara langsung oleh si penutur dan diapit oleh tanda petik – ganda ("....")

Kalimat langsung dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung.
-          Ayah menanyakan apakah Pr-ku sudah selesai
-          Ibu mengatakan bahwa akan berangkat ke pasar
-          Kakek menyuruh iwan untuk mengambil kaca matanya
-          Murti menanyakan siapakah yang membantu bapak (Lurah) dalam menyukseskan program lingkungan bersih dan sehat

MEMBACA INDAH PUISI

Membaca indah puisi berarti membaca puisi dengan disertai penghayatan dan ekspresi sehingga keindahan puisi tersebut terlihat. Membaca puisi umumnya dilakukan dengan suara nyaring. Dalam membaca puisi pembaca tidak sekedar mengucapkan kata-kata, tetapi juga mengekspresikan perasaan dan pesan penyair dalam puisinya.

1.    Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembacaan Puisi
a.    Irama
Penggunaan irama dalam puisi sangat mempengaruhi keindahan puisi saat dibacakan.
b.    Volume Suara
Ketika membaca puisi, volume suara perlu disesuaikan dengan situasi dan keadaan. Misalnya berapa jumlah pengunjung yang hadir ? Adakah pengeras suara ? Volume suara sebaiknya tidak terlalu lemah sehingga tidak terdengar jelas, juga jangan terlalu keras karena akan memekakkan telinga.
c.    Mimik
Mimik atau ekspresi wajah merupakan perubahan raut muka yang terlihat ketika membacakan puisi tersebut.
d.    Kinesik
Kinesik merupakan ekspresi tubuh berupa gerakan yang mendukung isi puisi. Ekspresi tubuh ini terlihat dengan tangan mengepal, dada membusung, dan sikap menantang, ketika membacakan puisi misalnya berjudul tantangan.
2.    Unsur-unsur Puisi
a)    Struktur Fisik
Struktur fisik puisi meliputi.
1)    Diksi, merupakan pilihan kata untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi.
2)    Pengimajian, adalah susunan kata yang menimbulkan khayalan atau imajinasi.
3)    Majas adalah bahasa yang digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan kata lain.
4)    Rima adalah pengulangan bunyi.
5)    Tipografi atau tata wajah merupakan bentuk perwajahan puisi.
b)    Struktur Batin
Struktur batin puisi terdiri dari empat unsur.
1)    Tema merupakan gagasan pokok.
2)    Perasaan adalah sikap penyair dalam pokok persoalan yang terdapat dalam puisi.
3)    Nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut.
4)    Amanat adalah pesan yang disampaikan.
Dalam membaca indah puisi, hal-hal di atas sebaiknya dikuasai benar oleh pembaca puisi supaya puisi yang ia baca indah didengar dan dilihat orang yang mendengarkan.



MENARASIKAN TEKS WAWANCARA

Sebuah keterampilan berbahasa itu penting. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan. Berbicara untuk menyampaikan ide kepada orang lain secar lisan. Menulis untuk menyampaikan ide secar tertulis. Mendengar untuk mencermati pesan lisan. Demikian pula keterampilan membacakan dialog, sebagai sebuah keterampilan berbahasa. Pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan membaca dialog, antara lain penyiar radio, pengisi suara dalam sinetron, pelaku drama radio, dan pembawa berita. Profesi yang menuntut kemampuan mewawancarai antara lain wartawan, reporter, jaksa, hakim, dan lain-lain.

Suatu berita atau informasi bisa disajikan dalam berbagai bentuk bisa dalam bentuk dialog atau wawancara, bisa juga dalam bentuk paragraf. Berita yang disajikan dalam bentuk paragraf ada yang merupakan karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang mengungkapkan sebuah cerita. Di dalamya terdapat pelaku, jalan cerita, tema cerita dan latar cerita.
Menarasikan teks wawancar yaitu mengubah teks bentuk dialog atau wawancara menjadi bentuk paragraf. Hal pertama yang ahrus dilakukan sebelum menarasikan sebuah teks wawancara adalah dengan memahami teks wawancara secara lengkap dan jelas. Hal ini bertujuan agar narasi dari teks wawancara tidak mengurangi kelenkapan dan kejelasan isi wawancara.
Berikut hal yang perlu di perhatikan dalam menarasikan sebuah teks wawancara.
1.    Membaca dan memahami isi wawancara dengan benar, sehingga dapat mengerti keseluruhan isi yang termuat.
2.    Menyajikan informasi dalam wawancara secara lengkap dan utuh.
3.    Mengubah informasi dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
4.    Merangkai informasi-informasi menjadi sebuah narasi yang utuh.